Untuk Apa Belajar?

 

                Belajar.. Belajar.. Belajar..

                Untuk apa?

Supaya pintar? Supaya tahu? Lantas, apa setelah itu?

           

     Kalian malas belajar? Akan saya beri alasan supaya tidak perlu lagi belajar. Ada secuil kisah yang menceritakan, bahwa terkadang tahu itu buruk.

                Dulu, saat kita hanya tahu wudhu, kita melakukan semuanya. Melakukannya tiga kali, membasuh telinga, berkumur, membaca do’a setelah selesai wudhu. Kemudian, kita belajar lebih detail soal wudhu. Mana yang wajib, mana yang sunnah, mana yang membatalkan. Akhirnya, kebanyakan dari kita hanya melakukan bagian wajib, melupakan sunnah yang sering kita kerjakan ketika dulu belum tahu. Jadi, lebih baik mana? Saat kita tidak tahu, atau saat sudah mengetahuinya?

                Kalian menonton Shingeki no Kyojin? Atau lebih umumnya Attack on Titan? Bagaimana alur ceritanya?

                Eren Jaeger- sang tokoh utama – dulu ingin bebas. Ia berkeinginan membasmi semua titan di dunia supaya kaum manusia bebas. Itu semua karena ia mengetahui bila manusia hanya sebatas di dalam dinding. Kemudian, ia keluar dinding. Mengetahui banyak hal, di antaranya, adanya Eldia dan Marley, sejarah dunia berjuta tahun lalu, kekuatan titan, dan berbagai macam lainnya. Lantas, apa yang terjadi setelah ia mengetahui semua itu?

          

  

    Eren bertekad menghancurkan semua orang yang bukan kaumnya – paradis – setelah ia mengetahui adanya perbedaan antara Marley  dan Eldia, juga Paradis. Eren menghancurkan dunia dengan rumbling, setelah ia mengetahui kekuatan sejati titan. Eren menjadi orang yang benar benar hancur setelah mengetahui banyak hal. Bukannya menjadi baik, ia malah menghancurkan dunia.

Jadi, untuk apa belajar?

 Lebih baik menjadi orang bodoh.

 

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama